Margies' Blog

Sugeng Rawuh... ayo berbagi

Cari Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 06 April 2013

Menunggu Hajatan Nasional

Gegap gempita penyambutan Hajatan Nasional berupa Ujian Nasional bagi peserta didik kelas VI, kelas IX, dan kelas XII makin nyaring terdengar. Untuk menyambutnya, berbagai persiapan telah dilakukan sekolah. bahkan persiapan itu telah dilakukan beberapa bulan sebelumnya. Tambahan jam pelajaran, akselerasi, doa bersama, ESQ, belajar kelompok dan terbimbing merupakan program-program rutin sekolah yang dari tahun ke tahun tak pernah terlewatkan.

Di lain pihak, menjamurnya bimbel dengan aneka label juga tak kalah sibuknya. Berbagai tawaran program mereka tawarkan untuk konsumen yang bertujuan sama yaitu sukses Ujian Nasional. Tak pelak, bimbel pun laris manis bak tahu mercon. walaupun, belum semua peserta didik benar-benar mengikuti kegiatan itu atas kesadaran diri. masih banyak dari mereka yang ikut beragam program sekadar tidak ingin ketinggalan gengsi dengan teman-teman sebayanya.

Meningkatnya suhu belajar menjelang Ujian Nasinal yang tinggal menghitung hari ini tak pelak menimbulkan berbagai efek tersendiri. Pesrta didik yang kurang memahami esensi belajar yang sesungguhnya, mungkin akan mengalami stres, depresi, bahkan putus asa. hal itu dapat menimpa siapa saja. Apalagi, berdasarkan POS UN yang dikeluarkan BSNP, soal ujian tingkat SMP dan SMA/SMK berjumlah 20 paket soal per ruang. itu berarti, sitiap siswa akan menghadapi soal ujian yang berbeda denga siswa lainnya. sebuah terobosan yang luar biasa bagi pemerintah yang berani meningkatkan kualitas ujian nasional sedemikian rupa.

Akan tetapi, bila kita jeli mengamati, tidak sedikit pula siswa yang tampak santai, tak peduli, bahkan tak merasa ada beban sedikit pun menghadapi ujian nasioanal yang tinggal menunggu minggu. Warung internet tetap penuh dengan siswa, arena bermain semacam play station  juga tetap berjubel. Di sekolah-sekolah banyak guru yang mengeluh akan sikap  "santai" mereka ini. Kalau guru cukup tegang dan dag dig dug menjelang, maka justru masih banyak siswa yang terkesan tidak peduli.

Yang menjadi pertanyaan, ada fenomena apa di balik semua ini? Benarkah para siswa terkesan kurang peduli karena mereka berasumsi kakak kakak kelas mereka dulu "nyantai" dan terbukti toh lulus juga? aha.. kalau memang benar pendapat sebagian dari mereka, lalu adakah yang salah dari sistem Ujian Nasional kita?
.
Kalau begitu, masih ada pe er besar bagi kita kaum pendidik, bila kita tidak ingin tertinggal dengan bangsa lain, yaitu Pembentukan Karakter Siswa. Sungguh prihatin kita bila melihat begitu drastisnya kemerosotan nilai-nilai karakter remaja kita. Sikap apatis, cuek, semau sendiri, tidak peduli masa depan dan sikap negatif lainnya adalah luka yang harus segera kita obati. Bila, terlambat, mungkin sepulih atau dua puluh tahun ke depan kita akan menjadi bangsa tak lagi diperhitungkan di mata dunia.

Hajatan besar Ujian Nasional tinggal beberapa hari lagi. Terselip harapan besar agar ujian nasioanal kali ini bukan sekadar rutinitas nasioanal. Berharap akan ada standardisasi mutu pendidikan yang benar melalui hasil ujian ini nanti. Ke depan, melalui kurikulum baru akan lebih tertata lagi sistem pendidikan nasional yang lebih bermartabat, menuju siswa Indonesia yang cerdas lahir batin, beriman, dan berkepribadian kuat sehingga mampu membawa negeri ini menuju kejayaan. Selamat menempuh Ujian Nasional siswa-siswaku. Di pundak kalian, negeri ini menggantungkan harapan.